This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Perilaku Konsumen

0 komentar

Pertemuan Ke-13
"Perilaku Konsumen"


Senin, 20 Mei 2013 adalah paparan kelompok 11 yang membahas tentang materi Perilaku Konsumen, pemapar yang pertama kali menjelaskan adalah Qidham Permadi lalu dilanjutkan oleh Dwi Sakti Nugroho dan yang terkahir Yudhi Ardiyanto, sedangkan satu orang lagi izin tidak mengikuti jalannya presentasi yaitu Dedy Santoso. Berikut paparan kelompok 11.

Perilaku organisasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Serta merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen:
  1. Faktor Kebudayaan
  2. Faktor Sosial
  3. Faktor Pribadi
  4. Faktor Psikologi
Faktor Kebudayaan
  • Subkultural: Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah.
  • Kelas Sosial: Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya.
Faktor Sosial
  • Kelompok Referensi: Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).
  • Keluarga: Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food.
  • Peran dan Status: Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat.
Faktor Pribadi
  • Usia: Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.
  • Pekerjaan: Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat.
  • Keadaan Ekonomi: Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu.
  • Gaya Hidup: Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
  • Kepribadian: Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.
Faktor Psikologi
  • Motivasi
  • Persepsi
  • Pembelajaran
  • Sikap dan Kepercayaan
Proses keputusan pembeli:
  1. Pengenalan Masalah
  2. Pencarian Informasi
  3. Perilaku Purnabeli
  4. Keputusan Pembelian
  5. Evaluasi Alternatif

Kualitas Jasa

0 komentar

Pertemuan Ke-12
"Kualitas Jasa"


Pada hari Senin, 13 Mei 2013 pada pukul 13.30 kelompok 9 memulai paparannya dengan materi "Kualitas Jasa", mereka terdiri dari Kiki Indriyani, Astri Nurul Apriliani, Lensi Juni dan yang terkahir Adjeng Afiani. berikut paparan kelompok 9.

Kualitas Jasa adalah salah satu faktor yang penting dalam usaha mencapai keunggulan bersaing. Untuk mencapai kualitas jasa yang diinginkan, pengelola jasa memerlukan upaya pemenuhan keinginan konsumen serta penyampaian yang tepat untuk memenuhi keinginan konsumen.
Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected service). Definisi kualitas jasa pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kepuasan pemakai mengungkapkan keselarasan antara harapan seseorang dan hasil yang diperoleh, yang didalamnya pemakai turut berpartisipasi.

Penilaian konsumen terhadap kualitas jasa ada 4, yaitu:
  • Moment of Truth (Kebenaran)
  • Persepsi konsumen
  • Experience Quality (Kualitas Pengalaman)
  • Credence Quality (Kualitas Kepercayaan)

Beberapa dimensi kualitas jasa diteliti oleh banyak ahli. Parasuraman dkk. (1985) pada riset eksploratori mereka meneliti kualitas jasa dan faktor-faktor yang menentukannya. Mereka menemukan 5 dimensi kualitas jasa, yaitu:
  1. Reliability: kemampuan untuk memberikan jasa dengan segera dan memuaskan.
  2. Responsiveness: kemampuan untuk memberikan jasa dengan tanggap.
  3. Assurance: kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
  4. Emphaty: kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan.
  5. Tangibles: fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
Gronroos (1984) membagi dimensi kualitas jasa menjadi 2, yaitu: technical (kualitas teknik) dan functional (kualitas fungsional) Kualitas teknik adalah apa yang pelanggan dapatkan, sedangkan kualitas fungsional mengacu pada bagaimana mereka menerima jasa pelayanan. (Babacus dan Boller, 1992).

Promosi Jasa Pendidikan

3 komentar

Pertemuan Ke-11
"Promosi Jasa Pendidikan"

Pada hari Senin, 6 Mei 2013 dosen kami tidak hadir tetapi perkuliahan tetap berjalan seperti biasanya. Proses paparan dari kelompok 9 kali ini sama seperti yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu perwakilan dari tiap kelompok menjelaskan paparan mereka ke beberapa kelompok yang sudah dipilih oleh Penanggung Jawab matakuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan ini. Pemapar yag menjelaskan kelompok 8 dan 10 adalah Ayu Wulandari, berikut paparannya.

Promosi adalah sesuatu yang dirancang untuk menaruh nama, keterampilan, dan kegiatan perusahaan yang berpromosi itu ke hadapan klien yang sekarang ada dan yang potensial.
Jasa adalah tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berujud dan tidak meningkatkan kepemilikan apa pun.

Promosi Jasa Pendidikan mempunyai beberapa sasaran untuk memaksimal promosi mereka agar tercapainya tujuan, yaitu:
  • Membangkitkan kesadaran
  • Menunjukkan perbedaan
  • Mengkomunikasikan manfaat
  • Membangun citra yang baik
  • Membujuk pelanggan
  • Menghilangkan konsepsi keliru
  • Memberitahu sumber daya baru
contoh hasil peneliatian penggunaan promosi jasa pendidikan seperti di Universitas New York meningkatkan calon mahasiswa sebesar 80% dan di Universitas Akron dapat meningkatkan calon mahasiswa dan kepercayaan masyarakat.

Penggunaan yang banyak dgunakan dalam promosi jasa pendidikan adalah sebegai berikut:
  • Surat Kabar
  • Radio
  • Spanduk
  • Brosur
  • Mengundang Pejabat

Ada 2 tipe periklanan yang lazim digunakan oleh lembaga pendidikan, seperti:

  1. Institutional Advertising adalah memperkenalkan organisasi atau mengumumkan indentitas baru dari suatu perusahaan pada target audiences. Tujuannya adalah untuk menarik investor, meningkatkan reputasi perusahaan atau menarik simpati masyarakat dengan cara melibatkan perusahaan didalam kegiatan masyarakat.
  2. Direct Response adalah salah satu daripada strategi pemasaran. Ini adalah teknik pemasaran yang menggerakkan pelanggan bertindak pantas terhadap iklan yang dipasarkan. Contoh direct response:
  • Tempah sekarang
  • Klik Like jika post ini bermanfaat untuk anda
  • Komen, “Saya mahu”
  • Baca sekarang
 Vivi Yusdikasari
1445115201
MP NR 2011

Kebijakan Harga Jual

0 komentar

Pertemuan Ke-10
"Kebijakan Harga Jual"

Kelompok 8, yang terdiri dari saya sendiri Vivi Yusdikasari, Berta Mahariyanti, Roliyani serta Ria Winda Wulandari, Senin 29 April melakukan paparan dengan judul "Kebijakan Harga Jual". Sebagai berikut paparan kelompok 8.

Paparan pertama adalah menjelaskan apa itu kebijakan harga jual, yaitu Kebijaksanaan penetapan harga adalah merupakan salah satu unsur yang terpenting dan utama bagi perusahaan dalam menentukan atau melaksanakan strategi pemasaran dalam upaya untuk meningkatkan penjualan. Di mana harga suatu barang merupakan penghubung antara pembeli (konsumen) dengan pihak penjual (produsen) yang turut menentukan terjadinya transaksi pembelian, dan juga harga merupakan ukuran panting untuk mengetahui berapa besar nilai suatu barang dan jasa dan merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu barang dan jasa laku di pasaran.

Kebijaksanaan yang akan dilakukan dalam rangka menetapkan harga barang/jasa, harus pula diperhatikan adanya keseimbangan di antara faktor-faktor yang satu sama lain saling mempengaruhi (interde-pendency), yaitu antara lain:
• faktor permintaan di pasar.
• faktor biaya pembuatan bar-rang/jasa.
• faktor keuntungan yang diharapkan, dan lain sebagainya.
• Penilaian terhadap kekuatan/kedudukan barang di pasaran.
• Kemampuan modal dan keuangan.
• Sikap lembaga-lembaga pemasaran terhadap barang itu dan lain       sebagainya.

Kebijaksanaan penetapan harga jual sebagian besar tergantung pula pada bentuk-bentuk persaingan yang berlaku dalam masyarakat. Kebijaksanaan penetapan harga yang dilakukan dalam bentuk persaingan monopoli sudah barang tentu lain dengan dalam bentuk persaingan bebas ataupun dalam bentuk monopoli dan oligopili.


Dengan jalan menetapkan harga pokok yang tepat, maka dengan harga pokok tersebut kita dapat memakai sebagian pedoman didalam menetapkan harga jual, yaitu berusaha untuk menetapkan harga jual di atas harga pokok. Sebab jika kita menetapkan harga jual sama dengan harga pokok maka perusahaan akan menderita kerugian sehingga untuk jangka waktu yang lama kelangsungan perusahaan tidak akan terjamin.
Pedoman-pedoman yang dapat dipakai disini seperti:
  1. Tingkat barang-barang dari harga sejenis dari saingan-saingannya atau barang-barang pengganti. 
  2. Penetapan Harga Jual di Atas Saingan. 
  3. Penetapan Harga Jual di Bawah Saingan.
  4. Penetapan Harga Jual sesuai dengan Saingan.
  5. Harga pada tiap Saluran Distribusi.
  6. Memilih Alternatif beberapa Harga Jual.
  7. Menetapkan Lebih dari Satu Macam Harga Jual.
  8. Kemungkinan Penetapan Harga Jual yang Jauh Lebih Murah.
  9. Psychology Harga.

Penelitian Nama Facebook

0 komentar

PENELITIAN NAMA FACEBOOK


Berdasarkan info dari facebook, saya mempunyai teman sebanyak 1.057. Lalu setelah saya hitung-hitung jumlah teman yang menggunakan nama asli ada 929 nama, sedangkan yang tidak menggunakan nama asli ada 128 nama. Jika ditotal maka jumlahnya pas 1.057. Berikut persentase perhitungannya:

Sesuai dengan nama asli:
 929 x 100 = 87,89%
1057

Tidak sesuai dengan nama asli:
 128 x 100 = 12,11%
1057

Jadi, jika persentasenya dijumlahkan antara yang menggunakan nama asli dengan yang tidak menggunakan nama asli hasilnya akan seperti ini, 87,89% + 12,11% = 100%.

Analisis Nama sebagai Merek Dagang

0 komentar

ANALISIS NAMA MENJADI MEREK DAGANG


Dalam sebuah merek memerlukan sebuah nama sebagai identitas sebuah produk agar mudah dikenal, diingat oleh konsumen.VY Electronic adalah nama merek yang akan saya gunakan, di ambil dari inisial nama saya yaitu Vivi Yusdikasari. Kenapa saya memilih berjualan elektronik karena saya sangat menyukai gadget-gadget elektronik yang semakin hari semakin canggih. Dan tidak dipungkiri lagi pada jaman globalisasi seperti sekarang ini manusia di dunia ini pasti memiliki satu bahkan dua gadget. Elektronik yang saya jual disini ada banyak macamnya, mulai dari Mobile Phone, MP3/MP4 Player, Camera Digital, DVD Player, Laptop/Notebook, iPhone, Machbook, iPad, iPod, iTouch, Tablet PC, Play Station dan segala macam aksesoris gadget seperti Modem, Printer, Scanner, Keyboard, Mouse, Handsfree, Hardware, Software, Baterai, dan lain sebagainya. Barang elekronik yang saya jual dari beebagai macam merek yaitu ASUS, ACER, Apple, Lenovo, Dell, Compaq, Toshiba, VAIO, Sony, IMO, CROSS, Blackberry, Samsung, HP, Nokia, LG, Sony Ericsson, Kodak, Nintendo, Polytron, BenQ, Panasonic. Pastinya dalam berdagang alat-alat elektonik, pasti pembeli ingin mendapatkan garansi dari merek gadgetnya maupun tokonya, dan usaha saya ini pasti akan memberikan asuransi kepada pembeli supaya mereka merasa puas terlayani dalam berbelanja dan jika mereka merasa puas, pasti akan berbelanja ditempat saya lagi.

Merek Dagang dan Konsep Nilai

1 komentar

Pertemuan Ke-8
"Merek Dagang dan Konsep Nilai dalam Pemasaran Jasa"


Pada pertemuan kali ini, Senin, 15 April 2013 perkuliahan dimulai dengan penjelasan dosen kami terhadap tugas Ujian Tengah Semester (UTS). Setelah selesai menjelaskan, sekitar pukul 14.00 paparan kelompok 6 dimulai. Kali ini mereka menjelaskan materi tentang "Merek Dagang dan Konsep Nilai dalam Pemasaran Jasa". Kelompok 6 ini terdiri dari 4 cowo, yaitu Dicky Ramadhan, Hery Irawan, Wisnu Diputra serta Panji Wisnu. Berikut paparannya.

Merek dagang adalah tanda, kata atau logo perusahaan yang digunakan untuk merujuk ke dirinya sendiri, merek, dan produk-produknya, dan yang tidak ingin membiarkan pesaingnya untuk digunakan.

Fungsi Merek
  • Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya.
  • Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebutkan mereknya.
  • Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
  • Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan


Konsep yang perlu diperhatikan disini adalah merek yang mengkomoditas. Saat memasuki pasar maka produk muncul dengan merek yang berbeda, sehingga membuat special. Di sini berarti pesaing tinggi dengan harga tinggi tetapi tingkat persaingan rendah, sebab pesaing dapat dikuasai, pada saat itu konsumen cendrung memilih produk baru. Seiring siklus hidup produk, maka merek akan mengalami penurunan menjadi pasar komoditas yang harus mampu bertahan dengan begitu banyak pesaing. Konsep sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
  1. Kesadaran Merek (Brand Awarness): Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat merek itu kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari katagori produk tertentu.
  2. Penerimaan Merek (Brand Acceptability): Merek tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas, tapi belum tentu produknya bagus dan berkualitas.
  3. Preferensi Merek (Brand Preference): Sikap konsumen memilih suatu produk dari merek tertentu, dan bukannya merek lainnya, sebagai akibat dari adanya kepuasan menggunakan merek tersebut di masa lalu.
  4. Kesetiaan Merek (Brand Loyalty): Terkait erat dengan pengalaman menggunakan. Jika pertama kali mencoba ternyata nyaman, pelanggan akan setia menggunakan produk tersebut.

Pengembangan Produk Jasa Pendidikan

0 komentar



Pengembangan Produk Jasa Pendidikan


Saya membuat usaha dalam bidang konsultasi tentang bidang pendidikan seperti yang sudah ditugaskan beberapa waktu lalu, dan sekarang saya akan mengembangkan usaha saya supaya lebih berkembang lagi. Usaha “Care and Share” ini adalah bisnis lembaga pendidikan bidang konseling untuk anak-anak yang bermasalah, kita konselor peduli dengan mereka yang ingin berbagi masalahnya.

Produk ini adalah produk jasa pendidikan yang pertama (baru). Target pemasarannya adalah para pelajar yang bersegmentasi mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) kelas 4-6, Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7-9, hingga Sekolah  Menengah Atas (SMA) kelas 10-12. Saya memilih produk jasa pendidikan ini karena pada era globalisasi seperti ini banyak sekali anak-anak ataupun pelajar yang menyalahgunakan arti globalisasi sehingga berdampak negatif pada anak tersebut. Banyak pula dari kesibukan orang tua mereka sehingga anak-anaknya tidak dapat berbagi cerita suka duka dan berbagi solusi antara orang tua dan anak sehingga mereka menyimpan dan memendam masalahnya sendiri tanpa solusi yang bagus.

Untuk perencanaan pengembangannya saya mengambil guru yang pada bidangnya yaitu bimbingan konseling, dan berpengalaman minimal 1 tahun. Dan juga kami memfasilitasinya dengan ruang konsultasi ber-AC, nyaman, serta banyak games. Biaya yang di kenakan dalam sekali konsultasi Rp50.000/60 menit. Jam buka dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 setiap hari Senin – Jumat dan 10.00 – 20.00 pada hari Sabtu dan Minggu.

Bisnis ini berlokasi di daerah Jakarta Timur tepatnya di daerah Pulogebang karena letaknya strategis dengan beberapa sekolah mulai dari SD, SMP, SMA dan beberapa perumahan-perumahan menengah.

Vivi Yusdikasari
1445115201
Manajemen Pendidikan Nonreg 2011

Pendekatan dan Pengembangan Produk

0 komentar

Pertemuan Ke-7
"Pendekatan dan Pengembangan Produk"



Senin, 8 April 2013 tepat pukul 13.30 dosen kami Pak Amril memasuki kelas dan mulai saat itu perkuliahan pun dimulai. Kali ini kelompok 5 yang akan memaparkan materi tentang Pendekatan dan Pengembangan Produk. Kelompok 5 presentasi di kelas, tepatnya di ruang 307, gedung D, Universitas Negeri Jakarta. Anggota kelompok 5 seharusnya ada 4 orang, tetapi karena ada yang izin jadi yang memaparkan materi kali ini hanya 3 orang saja, yaitu Muhammad Fahmi Basyar, Septia Lutfiani dan Yayu Fathonah. Dan berikut ringkasan paparannya.

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention. Invention adalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Contohnya adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

Pentingnya Inovasi:
  1. Konsumen makin selektif
  2. Produk mempunyai daur hidup
  3. Produk akan menentukan laba
  4. Produk baru sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan. 

Tujuan Pengembangan Produk baru adalah untuk memenuhi keinginan kosumen yang belum pas, dan untuk menambah omset penjualan.

ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup:
  • Pemunculan gagasan
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
  • Penyaringan gagasan
Mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
  • Pengembangan dan Pengujian Konsep
  • Pengembangan Strategi Pemasaran
Jangka 1: 5 tahun. Menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama.
Jangka 2: 1 tahun. Menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. 
Jangka 3: Jangka Panjang. Menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
  • Analisis Usaha
Perusahaan harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan.
  • Pengembangan Produk
  • Pengujian Pasar
Keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
  • Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.

Dalam pendekatan produk baru mempunyai 2 cara, yaitu dengan cara akuisisi atau membeli seluruh perusahaan (hak paten) dan pengembangan produk baru.
VIVI YUSDIKASARI
1445115201
MP NONREG 2011

 
Kumpulan Tugas Kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter